Kotagede terletak 10 Km arah tenggara dari Kota Yogyakarta. Di tempat ini kita dapati berbagai macam perhiasan dan interior yang terbuat dari perak. Kota kuno itu adalah bekas ibukota Kerajaan Mataram yang awalnya dibuka oleh Ki Ageng Pemanahan abad 16 M.
Kotagede merupakan jembatan yang menghubungkan antara tradisi Hindu - Budha dan Islam, hal itu terlihat pada peninggalan kuno kompleks masjid makam Panembahan Senopati beserta keluarganya.
Sisa-sisa peninggalan Kerajaan Mataram berupa pintu gerbang masuk komplek Makam Kotagede yang berbentuk gapura paduraksa dan pohon beringin tua yang masih tumbuh kokoh sampai sekarang. Bangunan model paduraksa itu telah dikenal sejak masa Majapahit.
Masyarakat Kotagede yang mayoritas beragama Islam dikenal memiliki etos kerja yang tinggi, mereka berdagang dan membuat kerajinan tangan dari perak. Kemampuan berdagang ini meruptakan warisan turun temurun.
Orang Kalang pada masa kejayaan Mataram di Kotagede menjadi konglomerat-konglomerat pribumi yang hebat. Keberhasilan Kotagede di masa lampau masih dapat disaksikan hingga sekarang. Ukir-ukiran yang dipahatkan pada kerangka bangunan rumah-rumah orang Kalang menunjukkan kemewahan pada zamannya.
Di makam Kotagede sumere para pepundhen Mataram antara lain:
- Ki Ageng Pemanahan,
- Panembahan Senopati,
- Penembahan Sedo Krapayak,
- Kanjeng Ratu Kalinyamat,
- Kanjeng Ratu Retno Dumilah,
- Nyai Ageng Nis,
- Panembahan Joyoprono,
- Nyai Ageng Mataram,
- Nyai Ageng Pati,
- Nyai Ageng Juru Mertani dan lain-lain ..