Minggu, 20 April 2014

KESULTANAN BANTEN

Masjid Agung Banten (1920)

Awal mula berdirinya Kesultanan Banten adalah ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari pemerintah Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. 
Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan putri Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.


Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten dari anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Pemerintah Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.
Pemerintah Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. (Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.)

Pada jaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung

Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.

Daftar pemimpin Kesultanan Banten


 Sunan Gunung Jati

Sultan Maulana Hasanudin 1552 - 1570

Maulana Yusuf 1570 - 1580

Maulana Muhammad 1585 - 1590

Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir 1605 - 1640

 Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1640 - 1650

Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1680

Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) 1683 - 1687

Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)

Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)

Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)

Muhammad Wasi Zainifin (1733-1750)

Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)

Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)

Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)

Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)

Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)

Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)

  Aliyuddin II (1803-1808)

Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)

Muhammad Syafiuddin (1809-1813)

Muhammad Rafiuddin (1813-1820)




Sumber : Wikipedia   ( http://id.wikipedia.org/ )